PUNCAK GUNUNG PRAU
JENDELA
PEGUNUNGAN DIENG
(cantik tetapi mulai memudar akibat tingkah manusia)
Setelah kecelakaan kecil di kamar mandi proyek tempat
saya bekerja dan mengingat kondisi
tulang belakang yang
belum membaik dan rasa ingin yang sangat untuk berada di ketinggian maka Gunung
Prau adalah Gunung pilihan yang
tepat untuk didaki . Gunung cantik dengan bunga desinya dan jendela bagi gunung2 di Jawa tengah seperti Sumbing, Sindoro, Merbabu dan Gunung Merapi
|
Gunung Prau ... sebagai Jendela keindahan Gunung2 di Jawa Tengah |
Ibu Desi yang dikenalkan oleh teman saya Tuti W .... saya hubungi , Ibu dari 2 anak ini yang tinggal di Wonosobo dapat menemani saya untuk pendakian Gunung Prau , Gunung cantik dengan bunga Desinya . Setelah mendapat persetujuan akhirnya saya cari tiket jakarta – Yogjakarta PP serta travel menuju Wonosobo..... pesawat adalah pilihan tepat mengingat kondisi fisik saya yang tak mungkin duduk lebih dari 3 jam jika melalui jalan darat.
Sabtu Tanggal 12 Oktober 2013 pukul 04.30 sore dengan pesawat Tiger air menuju
Yogjakarta dan Tiba di Bandara Adi sucipto Yogjakarta pukul 5.30 sore .... tetapi karena suatu hal travel yang akan mengantar saya datang terlambat dan baru jam 9 malam saya dijemput dan diantar ke Wonosobo (Q travel (085868285998 dan biaya normal Yogja - wonosobo rp. 70.000,- , saya harus menambah Rp 30.000,- karena dijemput di Bandara. ) , sambil menunggu saya sempatkan makan malam di bandara dan membaca buku cerita ringan .... Diary of a Wimpy kid .... recommended book
Tiba Di wonosobo , tepatnya kolam renang
Mangli (milik Aqua) kira2 pukul 12 malam .... saya disambut Ibu Desi yang baik dan cantik kerumahnya untuk bermalam .
Ternyata untuk waktu yang sama Ibu Desi menerima 12 orang
Tamu dari Jakarta yang menggunakan Bus besar dan saat itu semuanya menginap di wisma Bambu yaitu
homestay yang berada di Dieng , atas ijin mereka saya bergabung dengan mereka
dan berkesempatan kembali keliling Dieng Plateau sebelum mendaki gunung Prau yang cantik.
Telaga warna , goa semar ...dll di dieng plateau menjadi
sasaran kami dilanjut ke candi Dieng
...... sebuah lapangan yang terdiri dari beberapa candi , buat saya candi bukan sesuatu yang menarik perhatian saya , jadi saya hanya tersenyum melihat pengunjung yang dengan antusias berfoto bersama di candi . yang menarik buat saya adalah beberapa orang yang menggunakan pakaian wayang seperti arjuna dan beberapa raksasa
|
Terus melangkah |
|
Talaga Warna |
|
Ibu Desi bersama pengamen yg menyanyikan lagu2 Iwan Fals
|
|
Diarea candi Plateu |
Setelah makan siang dilanjutkan membeli logistik untuk pendakian Gunung Prau , ternyata sudah ada alfa mart ..sehingga tidak sulit untuk mendapatkan keperluan.
Perjalanan menuju kaki gunung yaitu Tapak banteng ,
setelah mendaftar di basecamp dengan biaya 10.000 dan 3 porter ikut dengan kami untuk membawa tenda, logistik dan peralatan dari
kami , dan kali
ini saya membawa beban sendiri , sihijau
nangkring di pundakku selama pendakian .
|
Untung cuma 2 jam jadi beban bisa dibawa sendiri |
Lumayan perjalan ke Prau cukup terjal dan dalam 2 jam kami tiba di puncak .... ada rasa sakit di tulang belakang tapi saya coba untuk bertahan dan semoga tidak bermasalah nantinya. suhu dipuncak cukup dingin . Tim dari Jakarta menyiapkan segalanya masak ayam goreng , nasi goreng… minuman hangat … kopi tentunya , baru sekali ini dipuncak dengan menu yang hampir sempurna . dan kenyang ..... kondisi terbaik untuk tiduuuuuuur.....
|
Menyonsong Matahari pagi |
Pagi hari bersiap
menyambut matahari pagi di puncak Prau ……secangkir kopi menemaniku menatap
gunung Sindoro-Sumbing, Merbabu dan merapi ….. menakjubkan . Keindahan yang
luar biasa …. Prau sebagai jendela Gunung-gunung mahakarya ….. Subhanallah
…………….Allahuakbar
Terima kasih Tuhan
atas kesempatan yang diberikan ….. Alhamdullilah
Bermain ... berlari dan menikmati keindahan Puncak Gunung Prau tak kan pernah membosankan
|
Bersama Ibu Desi |
Sayang Puncak Prau terlihat tandus .... bunga desi hanya terlihat ditempat2 tertentu sebagian kosong , perlu segera dikembalikan kelestariannya . pendakian setiap sabtu /minggu dan hari libur terus berlangsung hal ini tidak memberi waktu untuk tanaman bersemi . kepada team pecinta alam dan pengurus lingkungan setempat sebaiknya memberi aturan dan batasan pendakian dan letak perkemahan dipuncak termasuk aturan kepada petani kentang yang terus melebarkan ladangnya sampai puncak2 bukit pegunungan Dieng.
|
Bunga Desi .... akan lebih indah jika ladang kentang tak menguasai bukit2 di Peg. Dieng |
|
Tempat berkemah tanpa batas |
Meninggalkan puncak dan menuruni gunung adalah saat yang paling menyedihkan seperti saat harus meninggalkan kekasih hati . dalam perjalanan turun kira2 1.5 jam kami manfaatkan untuk mengambil sampah yang ditinggal pendaki ......Masih banyak pendaki
yang males untuk membawa kembali sampahnya walau kecil sekalipun seperti
bungkus permen dll …alhasil banyak juga sampah yang bisa dibawa turun .
|
Bertemu Dhani M teman FB , saat turun gunung |
Kembali menuju
basecamp terlihat begitu banyak ladang perkebunan kentang yang sudah meluas dan
mendekati pucak perbukitan …. Hal ini akan membahayakan penduduk dibawahnya
jika terjadi longsor dan hawa dingin saat ini mulai berkurang , harus dicari
jalan keluar agar alam yang indah ini menjadi sahabat dan berkah bagi
penduduknya .
|
Perluasan ladang yang membabi buta |
Esok harinya sebelum kembali ke Yogjakarta saya bersama Ibu Desi dengan menggunakan motor kerumah orang tua Ibu Desi di desa Larangan , wonosobo....... dan berkeliling wonosobo , setelah mendapat tiket travel ke yogjakarta kami menikmati Mie Ongklok......Yummy
|
Mie Ongklok ..... Yummy |
|
Layak dicoba |
Pukul 11 Siang ... saya tinggalkan Wonosobo menuju Jojgakarta ........ selamat tinggal Wonosobo , saya akan kembali Untuk SINDORO ..........Bye