Me and mountains

Rabu, 11 Desember 2013

PUNCAK GUNUNG PRAU , JENDELA PEGUNUNGAN DIENG



PUNCAK  GUNUNG PRAU
JENDELA PEGUNUNGAN DIENG
(cantik tetapi mulai memudar akibat tingkah manusia)


Setelah kecelakaan kecil di kamar mandi proyek tempat saya bekerja  dan mengingat kondisi tulang belakang yang belum membaik dan  rasa ingin yang  sangat untuk berada di ketinggian maka Gunung Prau adalah Gunung pilihan yang tepat untuk didaki . Gunung cantik dengan bunga desinya dan jendela bagi gunung2 di Jawa tengah seperti Sumbing, Sindoro, Merbabu dan Gunung Merapi



Gunung Prau ... sebagai Jendela keindahan Gunung2 di Jawa Tengah 


Ibu Desi yang dikenalkan oleh teman saya Tuti W .... saya hubungi , Ibu dari 2 anak ini yang tinggal di Wonosobo dapat menemani saya untuk  pendakian Gunung Prau , Gunung cantik dengan bunga Desinya . Setelah mendapat persetujuan akhirnya saya cari tiket jakarta – Yogjakarta PP serta travel menuju Wonosobo..... pesawat adalah pilihan tepat mengingat kondisi fisik saya yang tak mungkin duduk lebih dari 3 jam  jika melalui jalan darat.

Sabtu Tanggal 12 Oktober 2013 pukul 04.30  sore dengan pesawat Tiger air menuju Yogjakarta dan Tiba di   Bandara Adi sucipto  Yogjakarta pukul 5.30 sore .... tetapi karena suatu hal travel yang akan mengantar saya  datang terlambat dan baru jam 9 malam  saya dijemput dan diantar ke Wonosobo  (Q travel (085868285998 dan biaya  normal Yogja - wonosobo  rp. 70.000,- , saya harus menambah  Rp 30.000,-  karena dijemput  di Bandara. ) , sambil menunggu saya sempatkan makan malam  di bandara dan membaca buku cerita ringan .... Diary of  a Wimpy kid .... recommended book 



Tiba Di wonosobo , tepatnya kolam renang Mangli (milik Aqua) kira2 pukul 12 malam .... saya disambut Ibu Desi yang baik dan cantik  kerumahnya untuk bermalam .

Ternyata untuk waktu yang sama Ibu Desi menerima 12 orang Tamu dari Jakarta yang menggunakan Bus besar dan saat itu semuanya menginap di wisma Bambu yaitu homestay yang berada di Dieng , atas ijin mereka saya bergabung dengan mereka dan berkesempatan kembali keliling Dieng Plateau  sebelum mendaki gunung Prau yang cantik.

Telaga warna , goa semar ...dll di dieng plateau menjadi sasaran kami  dilanjut ke candi Dieng ...... sebuah lapangan yang terdiri dari beberapa candi , buat saya candi  bukan sesuatu yang menarik perhatian saya , jadi saya hanya tersenyum melihat pengunjung  yang dengan antusias berfoto bersama di candi . yang menarik buat saya adalah beberapa orang yang menggunakan pakaian wayang seperti arjuna dan beberapa raksasa 


Terus melangkah 





Talaga Warna
Ibu Desi bersama pengamen yg menyanyikan lagu2 Iwan Fals

Diarea candi Plateu



Setelah  makan siang dilanjutkan membeli logistik untuk pendakian Gunung Prau , ternyata sudah ada alfa mart ..sehingga tidak sulit untuk mendapatkan keperluan.

Perjalanan menuju kaki gunung yaitu Tapak banteng , setelah mendaftar di basecamp dengan biaya 10.000 dan  3 porter ikut dengan kami  untuk membawa tenda, logistik dan peralatan dari kami , dan kali ini saya membawa beban sendiri , sihijau nangkring di pundakku selama pendakian .





Untung cuma 2 jam jadi beban bisa dibawa sendiri 
Lumayan perjalan ke Prau cukup terjal dan dalam 2 jam kami tiba di puncak .... ada rasa sakit di tulang belakang  tapi saya coba untuk bertahan dan semoga tidak bermasalah nantinya. suhu dipuncak cukup dingin  . Tim dari Jakarta menyiapkan segalanya masak ayam goreng , nasi goreng… minuman hangat … kopi tentunya , baru sekali ini dipuncak dengan menu yang hampir sempurna . dan  kenyang ..... kondisi terbaik untuk tiduuuuuuur..... 


Menyonsong Matahari pagi 
Pagi hari bersiap menyambut matahari pagi di puncak Prau ……secangkir kopi menemaniku menatap gunung Sindoro-Sumbing, Merbabu dan merapi ….. menakjubkan . Keindahan yang luar biasa …. Prau sebagai jendela Gunung-gunung mahakarya ….. Subhanallah …………….Allahuakbar
Terima kasih Tuhan atas kesempatan yang diberikan ….. Alhamdullilah



Bermain ... berlari dan menikmati keindahan Puncak Gunung Prau  tak kan pernah membosankan 


Bersama Ibu Desi

Sayang Puncak Prau terlihat tandus .... bunga desi  hanya terlihat ditempat2 tertentu  sebagian kosong  , perlu segera dikembalikan kelestariannya . pendakian setiap sabtu /minggu dan hari libur terus berlangsung hal ini tidak memberi waktu untuk tanaman bersemi . kepada team pecinta alam dan pengurus lingkungan setempat sebaiknya memberi aturan dan batasan pendakian dan letak perkemahan dipuncak termasuk  aturan kepada petani kentang yang terus melebarkan ladangnya sampai puncak2 bukit pegunungan Dieng. 


Bunga Desi .... akan lebih indah jika ladang kentang tak menguasai bukit2 di Peg. Dieng
Tempat berkemah tanpa batas 

Meninggalkan puncak dan menuruni gunung adalah saat yang paling menyedihkan seperti saat harus meninggalkan kekasih hati . dalam perjalanan turun kira2 1.5 jam kami manfaatkan untuk mengambil sampah yang ditinggal pendaki ......Masih banyak pendaki yang males untuk membawa kembali sampahnya walau kecil sekalipun seperti bungkus permen dll …alhasil banyak juga sampah yang bisa dibawa turun .

Bertemu Dhani M teman FB , saat turun gunung 

Kembali menuju basecamp terlihat begitu banyak ladang perkebunan kentang yang sudah meluas dan mendekati pucak perbukitan …. Hal ini akan membahayakan penduduk dibawahnya jika terjadi longsor dan hawa dingin saat ini mulai berkurang , harus dicari jalan keluar agar alam yang indah ini menjadi sahabat dan berkah bagi penduduknya . 


Perluasan ladang yang membabi buta 


Esok harinya sebelum kembali ke Yogjakarta  saya bersama Ibu Desi  dengan menggunakan motor kerumah orang tua Ibu Desi di desa Larangan , wonosobo....... dan berkeliling wonosobo , setelah mendapat tiket travel ke yogjakarta kami menikmati Mie Ongklok......Yummy 


Mie Ongklok ..... Yummy 
Layak dicoba


Pukul 11 Siang ... saya tinggalkan Wonosobo menuju Jojgakarta  ........ selamat tinggal Wonosobo , saya akan kembali Untuk SINDORO ..........Bye